10 July 2008

Pemimpin dan Rakyatnya

Sebentar lagi atau tepatnya tahun 2009 rakyat indonesia kembali akan menentukan siapa yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini melalui proses demokrasi yang disebut dengan pemilihan umum.
Namun tergambar wajah keraguan, kebosanan dan ketidakpercayaan dari sebagian rakyat yang telah merasakan pahitnya dibohongi oleh janji-janji kampanye para calon pemimpinnya itu.
Sesuatu yang wajar mengingat para pemimpin yang terpilih biasanya melupakan apa yang telah mereka ucapkan saat kampanye karena lebih mementingkan diri dan golongannya.
Hal seperti inilah yang menimbulkan ketidakpercayaan rakyat dan yang lebih parah adalah menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat yang biasanya terekspresikan berupa tindakan anarkis.
Bercermin dari hal itu semua, pemimpin mendatang harus lebih memperhatikan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri dan golongannya.
Khalifah Umar bin Khattab dalam tulisanya kepada Abu Musa al-Asyari sebagaimana tercantum dalam kitab Al-Iqdul Farid karya Ibn Abi Rakih:
"Rakyat selalu memiliki kecenderungan membenci penguasa, karena penguasa pada umumnya suka berbuat kezaliman, merusak amanah dan menggalang kekuatan demi melanggengkan kekuasaannya.
Untuk mengatasinya, perbaikilah niat dan tujuan sebagai pemimpin, karena kekuasaan itu amanah jagalah amanah itu jangan sampai rusak, abadikanlah nikmat hidupmu dengan bersyukur, kemampuan intelektualmu dengan Istighfar dan kemenangan-kemenanganmu dalam berbagai bidang dengan rendah hati, Insya Allah tradisi kebencian rakyat terhadap penguasa akan terhapus berkat hak dan keadilan yang engkau tegakkan.

No comments: