21 July 2008

Invasi Industri terhadap Pertanian

Indonesia adalah sebuah negara agraris dimana tanahnya yang subur banyak ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman.
Tanaman padi adalah salah satu yang tumbuh subur, terutama di pulau Jawa, hal ini tentu saja menjadi salah satu andalan utama ekonomi Indonesia dari sektor pertanian.
Namun sekarang pertanian indonesia mulai mengalami penurunan produksinya, banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya kekeringan disaat musim kemarau dan terendam oleh air karena banjir pada saat musim hujan.
Tapi yang perlu disorot disini adalah pengalihan fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan industri yang juga menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi pertanian.
Banyak contoh pembangunan pabrik-pabrik industri yang dilakukan di areal pesawahan, walaupun industri bukan satu-satunya faktor penyebab karena masih ada invator lainnya yaitu sektor perumahan.
Semua ini terjadi karena pemerintah Indonesia yang merubah kebijakan ekonominya yang lebih berorientasi kepada sektor industri.
Kita memang tidak bisa menyangkal bahwa industri memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, akan tetapi sebuah negara pun harus tahu potensi dari sumber daya alam yang dimilikinya. Negara-negara di Timur Tengah menyadari hal tersebut, mereka tidak mempunyai banyak sumber daya alam, tetapi mereka mempunyai sumber minyak yang sangat besar, dan mereka berhasil mengoptimalkan potensi alam yang dimilikinya. Seharusnya pemerintah Indonesia dapat berkaca dari mereka, maka optimalkanlah atau utamakanlah sektor pertanian yang merupakan salah satu potensi alam yang kita miliki atau jadikanlah pertanian menjadi sebuah industri dimana para buruh tani mendapat upah layaknya karyawan disebuah perusahaan industri, untuk meminimalisir pemuda-pemuda di Desa hijrah kekota untuk mencari pekerjaan yang belum tentu mereka dapat. Jadi manfaatkan lah apa yang telah diberikan oleh Allah berupa potensi alam yang kita miliki dengan baik, kita tak harus selalu mengikuti cara dari negara-negara maju yang belum tentu sesuai dengan kita.

No comments: