26 August 2008

Sindrom Asperger

Dr.Hans asperger, psikiatri anak asal Jerman menyatakan "Tampaknya agar bisa sukses dalam ilmu pengetahuan dan seni, orang perlu mengalami sedikit gangguan autis."
Pernyataan bernada gurauan itu ada benarnya meski tak selalu benar.
Tim peneliti yang dimotori Prof.Simon Baron Cohen dari Cambridge University dan ahli Matematika Ioan James dari Oxford University membuat riset pada Albert Einsten dan Isaac Newton menemukan, kedua ilmuwan terhebat pada jamanya itu menderita Sindrom Asperger yang merupakan gangguan kejiwaan yang berpangkal pada kelainan perkembangan syaraf otak, yang diidentifikasi pertamakali oleh Hans Asperger pada 1944.
Pengidap sindrom ini memiliki tingkat kecerdasan dan perkembangan bahasa yang normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme.
Bentuk yang lazim muncul pada pengidap gangguan ini adalah perilaku yang nyetrik, terobsesi dengan topik-topik rumit, tapi kadang-kadang juga terlihat gagap dalam bersosialisasi.
Masa kecil Einstein kerap menyendiri dan sering asyik dengan dunianya sendiri. Tak beda dengan sang penemu teori relativitas Einstein, Newton sang penemu teori gravitasi ini, ia irit bicara, larut dalam pekerjaan hingga kerap lupa makan dan temperamen.
Hans asperger mengatakan penelitianya menunjukan bahwa masih ada tempat di dalam masyarakat yang mengalami sindrom asperger bisa maju dengan kekuatan yang dimilikinya.

No comments: