11 November 2008

Menyambangi Kemolekan Tangkuban Parahu

Nama Tangkuban parahu (Perahu Terbalik) diambil berdasarkan pada legenda pangeran yang frustasi bernama Sangkuriang, yang ingin menikahi ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Karena gagal memenuhi syarat untuk menyelesaikan pembuatan perahu dalam satu malam, Sangkuriang pun marah dan menendang perahu buatanya tersebut hingga terbalik. Maka hingga saat ini nama itu telah melekat pada gunung merapi yang berada di kawasan utara kota Bandung tersebut.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai banyak kawah akibat letusan selama tahun 1829-1929. Kawah-kawah itu antara lain: Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas (area geothermal) dan kawah jurig.
Gunung Tangkuban parahu berjarak kurang lebih 29Km dari Kota Bandung, dan dapat di tempuh dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi dari Bandung menuju Subang melalui Ledeng dan Lembang.

Namun bagi penggemar hiking bisa melakukan perjalanan melalui jalur lain untuk menuju ke puncak atau kawah gunung Tangkuban Parahu. Jalur ini bisa dimulai dari daerah seputaran Curug Cimahi dan Sukawana. Namun sekarang ini ketika akan memasuki Sukawana kita mesti masuk dulu ke tempat wisata baru yang bernama Ciwangun Indah Camp (CIC).
Perjalanan antara Sukawana-Tangkuban parahu menyajikan pemandangan yang indah. Jika beruntung kita datang pada musim strawberry maka di sepanjang perjalananan kita bisa memetik dan menikmati buah strawberry, gratis lho! Sebab pohon strawberrynya memang tumbuh dengan sendirinya.
Perjalananya itu sendiri memang cukup jauh dan cukup melelahkan, namun semua itu akan segera sirna setelah kita sampai di tempat tujuan, tepat di tepi kawah kita akan menyaksikan pemandangan yang sangat mengagumkan.
Tepi kawah ini tidak di pagar seperti tepi kawah yang berada di lokasi utama karena jalur yang dilalui adalah jalur belakang.
Untuk mencapai lokasi utama tempat berkumpulnya para wisatawan masih membutuhkan sekitar 2 jam perjalanan dari tepi kawah ini.

No comments: