25 December 2008

Gaya Khas Rumah Tradisional Sunda

Rumah gaya tradisional sunda biasanya berbentuk panggung yang memiliki kolong, terbuat dari jenis kayu yang memang banyak tumbuh di tanah pasundan seperti jati, suren, ki hujan dan jeungjing.
Rumah tradisional Sunda mempunyai berbagai macam bentuk atap, di antaranya jolopong yang memiliki dua bidang atap berbentuk sama, jenis ini paling banyak dipakai oleh masyarakat sunda. Jenis lainya adalah Tagog Anjing yaitu atap yang apa bila dilihat dari samping tampak seperti Anjing. Jenis lainya lagi adalah badak heuay yaitu atap yang bentuknya seperti badak menguap. Dan berikutnya adalah atap Parahu Kumureb yaitu atap yang berbentuk trapesium. Selanjutnya adalah atap julang ngapak yaitu atap yang bentuknya mirip burung julang tengah merentangkan sayap, seperti yang terdapat di Kampung Naga.

Di dalam rumah sunda dikenal adanya pembedaan ruang untuk fungsi dan pemakai. Area depan seperti tepas (teras dan ruang tamu) adalah wilayah laki-laki, sedangkan pawon (dapur) dan goah (gudang gabah) adalah wilayah perempuan. Ruang umum, seperti ruang tengah, bersifat netral karena merupakan tempat berkumpulnya keluarga. Meskipun terjadi perubahan pada bentuk dan material bangunan, kondisi pembagian ruang ini masih tampak di desa. Ibu-ibu tetangga cenderung bertamu ke dapur, tidak ke ruang tamu.


Sumber: jamaluddin w
Forum kompas.

12 December 2008

Adu Domba Di Garut

Ini adalah salah satu tempat diselenggarakan adu domba di Kabupaten Garut.
Adu domba memang sangat terkenal di kabupaten ini, beberapa tempat yang kerap mengadakan acara ajang unjuk kekuatan tanduk domba ini di antaranya adalah Cikuray, Leles, Ngamplang, Tarogong, Cilawu, Ranca Bango, Cipanas dan lain-lain.
Untuk mengikuti ajang ini biasanya para peserta dipungut biaya pendaftaran, dan untuk memeriahkan suasana, panitia biasanya memainkan bunyi-bunyian atau jika hajatanya besar dengan peserta yang banyak panitia akan menghadirkan seorang Sinden dan pemain musiknya untuk melantunkan tembang khas tanah parahyangan.

Seperti pertandingan tinju, adu domba juga ada wasit, juri dan peraturanya. Ada beberapa kriteria penilaian selain kekuatan tanduk yang bisa membuat domba itu menjadi pemenang yaitu jauhnya jarak mundur saat akan menabrakkan tanduknya, keindahan bulunya serta kesehatan dan kekuatan badannya.
Biasanya domba-domba yang menjadi pemenang nilai jualnya akan naik.

Namun penyelenggaraan adu domba ini kadang menjadi kontroversi, karena dari kalangan para pecinta binatang kegiatan ini dianggap sadis, belum lagi jika dilihat dari kacamata agama.
Untuk mengurangi tekanan dari elemen masyarakat yang kontra dengan acara adu domba ini, para pelaku ajang ini pun membuat peraturan yang bisa meminimalisasikan cidera parah pada domba aduan, misalnya dengan memberhentikan aduan jika salah satu domba terlihat enggan beradu lagi atau terlihat terluka parah.